lalu
Dokter memberi obat yang menyembuhkan
sayang..
aku, sang pasien tidak meminum obatnya
aku malah sibuk membaca aturan pakainya,
aku begitu sibuk berdebat dengan orang-orang, inilah obat terbaik
obat yang lain buruk, obat yang lain salah! tidak mujarab!
ini obat yang akan menyembuhkan penyakit.
Akhirnya aku sekarat,
namun aku masih bisa berkomat-kamit ini obat terbaik,
satu-satunya obat yang menyelamatkan,
aku promosi saat sekarat
Nafasku tiba-tiba hilang
aku mati!
mati?
aku mati karena satu alasan
lupa minum obat itu.
#Coretan untuk diri sendiri, 10 April 2011.
Aku menulis ini saat aku mulai memandang, tidak ada gunanya berdebat masalah keyakinan. Aku hanya orang buta yang dijelaskan warna biru itu lembut, sedang orang buta yang lain dijelaskan warna biru itu sejuk. Lalu kudapati diriku dengan orang buta itu kemudian berdebat alot tentang warna biru, bahkan saling tonjok. Padahal melihat warna biru saja tidak pernah. Kebutaanku adalah masalahnya, hal ini harus disembuhkan agar bisa melihat bagaimanakah warna biru itu. Saat aku sembuh dari kebutaan, aku akan tahu bahwa biru hanya jelas jika dilihat, jika dialami. Semua memiliki pilihannya masing-masing, yang cocok dengan kebiasaannya, budayanya, pemikirannya. Oh .. aku telah salah, jari yang menunjuk bulan bukanlah bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar