Sabtu, 29 Januari 2011

SEBELUM TIDUR


Kutarik nafas ini,
kupejamkan mataku dengan lembut,
Kuhembuskan nafas ini,
kuletakkan semua beban hari ini
Kutarik nafas,
kukulum senyum kecil, syukur dan maaf,
tak ada dendam lagi,
rasa kalah, menang, suka, duka, atas, bawah,
kuterima sebagai skenario agung
Kuhembuskan nafas,
kutidur dengan lelap dan bebas.
#Coretan sebelum tidur, 29 Jan 2011

Kamis, 27 Januari 2011

SENYUM

Senyum obat mujarab
Ketika aku sedang jengkel
Kucoba senyum saat itu juga
Senyum dan perhatikan nafas
masuk
keluar
nafas masuk, kuhirup kebahagiaan
kuterbitkan senyum
nafas keluar,
senyumku merekah
melepas
bahagia
senyum...senyum...senyum
#Latihan 27 Jan 2011

Sabtu, 22 Januari 2011

MARAH, DIAM, DENGAR, CINTA

Jika kita memilih Ghrasta,
pasangan kita adalah sahabat untuk berlatih bersama,
berlatih mengelola segala rasa di kedalaman hati kita.
berlatih menatap, berucap, menyentuh dengan cinta.
Berlatih bersama untuk saling mencintai
mencintai sebagai wujud bhakti kepadaNYA

Jika marah itu datang
Saatnya berlatih diam..
Jika kita bisa duduk diam
dan mendengarkan pasangan kita yang diliputi marah
satu jam saja
kita bisa mengurangi banyak penderitaannya
Inilah cinta
Kita mendengarkan marahnya
Bukan untuk menyalahkannya pun menghakiminya
namun
karena kita ingin penderitaannya berkurang
karena kita begitu mencintainya.
#Curahan hati 22 Januari 2011

Minggu, 16 Januari 2011

BERSEPEDA


Kukayuh sepedaku,
menerpa mentari pagi..
kuhirup udara segar
kita mencintai alam,
alam pun menjaga kita.
#Baru punya sepeda seminggu, hehe 16 Jan 2011

Sabtu, 08 Januari 2011

AKU BENAR DAN YANG LAINNYA SALAH

Seorang anak muda dan pemandunya tampak mengunjungi suatu areal suci, dimana banyak tempat-tempat ibadat di sana.

Anak muda itu berkata kepada pemandunya "Paman, tempat ini tampaknya begitu relijius, banyak kepercayaan yang dianut, tempat ibadatpun seolah dibangun dengan berlomba-lomba, orang-orangnya memakai atribut agama yang begitu tampak agung, begitu banyak analisis keagamaan yang diprogramkan di daerah ini, ah.. Paman, tentu masyarakat di sini begitu mencintai Tuhan".

Sang pemandu sedikit merengut dan berkata ,"Saya tidak tahu Nak, entahlah... mungkin mereka tampaknya mencintai Tuhan, tetapi yang jelas mereka membenci satu sama lain, dan mereka masih suka menyalahkan dan berdebat dengan kepercayaan lainnya, seolah-olah kepercayaannyalah yang paling benar".

Anak muda itu tertegun di dalam hati, ia menemukan kata hatinya berkata "Bagiku mencintai Tuhan berarti mencintai Tuhan yang ada di dalam semuanya tanpa adanya kebencian dan prasangka. Menyebut ajaran sendiri paling benar kemudian menyalahkan dan membenci ajaran orang lain berarti aku sedang mencintai "konsep mencintai Tuhan" bukan mencintai Tuhan".

Kemudian ia pun tersenyum dan teringat dengan adik-adiknya yang masih kecil, yang bertanya kepadanya ketika ia mengajarkan beberapa sloka di dalam kitab suci "Kak, apakah dengan membaca kitab ini hatiku lebih damai dan penuh cinta?"

Oh anak muda itu tersenyum, kini senyumannya lebih dalam "Aku harus melihat ke dalam, apakah dengan kepercayaan ini, dengan pengetahuan ini, hatiku menjadi lebih damai, lebih bahagia, lebih bisa berbagi ataukah malah lebih suka berdebat kemudian membenci yang lainnya yang mungkin tidak tahu atau berbeda dengan kepercayaanku?"

Mari jadikan ajaran agama/kepercayaan kita menjadi tongkat untuk berjalan dalam mengembangkan kasih sayang bukan tongkat untuk memukul makhluk/orang lain.
Hanya orang yang dipenuhi kebahagiaan dan kedamaian yang bisa berbagi kebahagiaan dan memancarkan kedamaian.
-9/1/2011-

Minggu, 02 Januari 2011

SHIVARATRI BALI


Om Namah Shiva ya
Sahabat...
Esok
Selamat menjalankan sadhana Shivaratri
Semoga kita semakin merasakanNYA
Paling tidak
di dalam Ibu dan Ayah kita
sehingga cinta kita
kepada mereka yang terkasih
akan menjadi persembahan yang indah kepadaNYA
Om Namo Bhagavate Rudra ya

#menyongsong malam paling gelap, 2 Jan 2011

Sabtu, 01 Januari 2011

BERBAGI TIPS KETIKA MENJADI KETUA PANITIA PIODALAN

*Tulisan ini khususnya untuk sahabat yang beragama Hindu, atau dan umumnya, untuk sahabat yang selalu bisa mengambil hikmah di setiap bacaan.

Do not keep yourself apart, intent on your own salvation, through japa or dhyaana (chanting or meditation). Move among your brothers and sisters, looking for opportunities to help; but, have the Name of God on the tongue and the Form of God before the eye of the mind. That is the highest sadhana. God in the heart! Task in hand! Proceed in that spirit. God's Grace will be showered on you, in full measure - Sathya Sai

Janganlah engkau mengasingkan diri dan hanya memikirkan keselamatan dirimu sendiri dengan melakukan japa atau dhyana (pengkidungan nama-nama Tuhan atau meditasi). Terjunlah ke tengah-tengah masyarakat, dan carilah kesempatan untuk memberikan bantuan; ditambah dengan praktek pengulangan nama-nama Tuhan di lidahmu serta memelihara wujud-Nya di mata batinmu. Inilah bentuk sadhana yang paling tingi, yaitu Tuhan di dalam hati dan pekerjaan/seva di tangan! Majulah dalam semangat itu, maka dengan demikian, Rahmat Tuhan akan dicurahkan sepenuhnya kepadamu.

Bagi kotomi pandangan saya, kita adalah bagian dari masyarakat, pengertian ini menggiring pemahaman bahwa adalah sebuah swadharma (kewajiban kita) untuk mengabdikan kehidupan kita untuk kesejahteraan masyarakat. Kemudian pemahaman akan pengertian ini menggiring kita untuk ikut terlibat dalam kegiatan masyarakat baik yang bersifat umum maupun adat.

Sebagai seorang anak muda Bali perantau, tentu berkumpul dengan sesama suku Bali seperti menemukan sebuah naungan payung komunitas dalam mewarnai hari-hari. Di Kupang, saya sendiri yang kebetulan tinggal di suatu rumah dinas BUMN Penerbangan di Indonesiam dan karena wilayah yang saya diami ini berada di daerah penfui maka saya menggabungkan diri dengan suatu tempek (kelompok masyarakat Hindu) yang bernama Tempek Kopeta, Kopeta singkatan dari wilayah yang dinaunginya yaitu area Walikota, Penfui dan Baumata.Di Kopeta telah berdiri sebuah Pura sebagai sarana memuja Hyang Widhi dan sarana berkumpul umat Hindu di wilayah Kopeta yang bernama Pura Luhur Akasa. Singkat cerita baru 1,5 tahun di sini dan baru beberapa bulan aktif sebagai anggota, saya dipilih secara aklamasi dalam arisan tempek untuk menjadi Ketua Panita pada Piodalan Pura yang jatuh pada Anggara Kasih Medangsia, 28 Desember 2010.

Menjadi Ketua Panitia dengan umur yang relatif jauh lebih muda dari masyarakat Hindu di sini umumnya ditambah baru aktif di wilayah masyarakat Kopeta menjadi sebuah tantangan tersendiri ketika harus memanage upacara yajna di suatu Pura.

Ijinkanlah saya berbagi, langkah-langkah sederhana yang saya lakukan dalam persiapan merayakan Piodalan Pura Luhur Akasa Ini adalah :
1. Mendekati para pinisepuh tempek, untuk merinci rencana mengundang umat untuk bersama-sama mempersiapkan sarana piodalan. Waktu untuk persiapan disepakati tanggal 24, 26, dan 27 Desember 2010.
Waktu tersebut kemudian dipilah, kapan membeli bahan-bahan Piodalan (banten, caru, dll), dan kapan "mengolah" bahan-bahan tersebut.

 
gb.1.Pemuda-pemudi Tempek Kopeta.

2. Umumnya mempersiapkan acara, maka selanjutnya adalah membuat panitia. Saya membaginya dengan bagan organisasi sederhana saja yaitu Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Seksi-seksi.
Pada tahap awal, sekretaris akan bekerja keras dalam pembuatan surat-surat baik bersifat pengumuman, undangan dan proporsal penggalangan dana. Sedang Bendahara bertugas di awal sebagai penggali dana, mengumpulkan dana, dan membuat arus pemasukan dan pengeluaran dari persiapan sampai puncak acara.

Di bagian seksi, saya bagi yaitu seksi upakara (bertanggung jawab tentang banten dan segala pernak-perniknya), seksi konsumsi (bertanggung jawab tentang segala macam konsumsi yang harus disediakan saat persiapan maupun hari H) , seksi perlengkapan, seksi transportasi dan seksi acara.
a. Seksi Upakara, seksi ini sebaiknya diisi oleh wanita dan pria yang paham tentang rentetan persembahan pada upacara Piodalan. Wanita (bisa mendekati istri dari Pinandita/Jro Mangku atau yang sudah biasa membuat banten) untuk mengkordinir para Ibu-ibu yang akan membuat banten, pajegan, dan berbagai persiapan lain yang umumnya dibuat oleh Ibu-ibu. Dan masukkan juga pria yang nantinya akan mengkordinir para Bapak dalam pembuatan caru dan sarana persembahyangan lainnya seperti sanggah surya, penjor, hiasan Pura, dan lain-lain.
b. Seksi Konsumsi, ini pun sebaiknya diisi oleh pria dan wanita sebagai "person incharge" dimana yang wanita akan merekrut para anggota wanita sebagai penyaji, dan yang pria sebagai sang koki (umumnya memang pria yang bertugas memasak di dapur Pura).
c.  Seksi Perlengkapan, ini bisa diisi oleh kaum muda dimana umumnya mereka penuh semangat, silahkan dekati organisasi muda-mudi untuk membantu kita mempersiapkan segala sarana dan prasarana. Buat daftar barang-barang yang mesti dipersiapkan seperti : gong, instalasi penerangan tambahan, wastra pelinggih, dekorasi Pura, sound system, dan lain-lain. Minta juga sang person incharge di bidang ini untuk bersinergi dengan seksi-seksi lain, sekiranya ada daftar barang yang belum ada di list untuk kemudian disiapkan.
d.  Seksi Transportasi, person incharge di seksi ini bisa diisi oleh orang-orang yang memiliki sarana transportasi. Tawarkan dengan lembut kesempatan berdharmabhaktikan kendaraannya untuk piodalan. Kendaraan ini akan mendukung penyediaan sarana yang dilakukan oleh seksi-seksi lainnya.
e. Seksi Acara, seksi ini benar-benar bisa dikatakan menjadi ujung tombak pelaksanaan setelah seksi upakara. Seksi ini akan mengatur secara teknis seperti persiapan penari tarian sakral (seperti Tari Rejang, Topeng Sidakarya, dan lain-lain) purohita/pemimpin yajna, pendharmawacana, teknis rangkaian acara, pengidung (penyanyi kidung), dan lain-lain.

 
Gb2. Para Pinandita yang memimpin rangkaian Piodalan

Tips-tips teknis :
1. Mendekati kemudian bersinergi dengan tokoh masyarakat tempek/banjar dalam mempersiapkan piodalan.
2. Membentuk panitia secepatnya setelah kita dipilih dalam rapat masyarakat menjadi ketua panitia.
3. Umumkanlah kapan umat kita ajak untuk ngayah (bekerja bhakti) sebanyak-banyaknya. Gunakan waktu Persembahyangan Purnama dan atau Tilem di Pura untuk berkomunikasi dengan masyarakat, gunakan juga papan pengumuman di setiap Pura sebagai sarana komuniakasi, selain juga sarana komunikasi masa kini seperti sms, email dan jejaring sosial.
3. Hal-hal yang bisa dipersiapkan tanpa menunggu hari H kerja bhakti sebaiknya dipersiapkan seperti penggalangan dana dengan proporsal ke instansi-instansi dimana ada umat Hindu yang bisa dititipi, penggalangan dana kepada masyarakat tempek sendiri (bisa memakai sistem dana wajib dan sukarela serta sepakati berapa dana wajib yang mesti dibayarkan oleh masyarakat), undangan kepada masyarakat Hindu baik di tempek dan banjar lainnya tentang tanggal-tanggal pelaksanaan ngayah dan piodalan, dan para penari. Kerjasamalah dengan apik dan selalu mengecek daftar list "to do" di masing-masing anggota panitia.
4. Tukang masak, pembuatan banten dan caru, carilah orang yang benar-benar tahu dan bertanggung jawab.
5. Bentuklah kelompok pengumandang kidung suci, siapkan beberapa sound sistem untuk mendukung penyanyian gita dan kidung suci. Fotocopy teks kidung kepada umat sehingga pada saat piodalan, umat bisa ikut mengikuti, wah.. suasana kebersamaan menyanyikan kidung pujian ini akan benar-benar menggetarkan hati.
6. Selalu bersinergi dengan seksi-seksi, terutama seksi acara. Pilih pembawa acara yang memang teruji kualitasnya. Persiapan upakara, indahnya tari-tarian, sakralnya upacara akan "tampak" hancur lebur jika pembawa acara gagap dan grogi dalam membawakan acara.
7. Untuk tari hiburan, selipkan filsafat arti Piodalan atau makna spiritualitas bisa dalam bentuk hiburan topeng, wayang, dan lain-lain. Ini kadang lebih terserap dalam perhatian masyarakat Hindu daripada dharmawacana.

 
Gb.3 Saya selalu senang berada di sekitar Pinandita,
melayani kebutuhan beliau bila diperlukan.

Demikian tulisan "sok tahu" ini, hanya sebuah tulisan berbagi dimana penulis pernah ditunjuk menjadi Ketua Panitia Piodalan. Menjadi ketua panitia piodalan sedikit lebih unik, rumit daripada menjadi ketua panitia acara formal, disamping karena berkaitan dengan adat istiadat Bali, pun usia penulis jauh lebih hijau daripada masyarakat yang kita "pimpin".Masyarakat begitu beragam, pilihlah orang yang benar-benar memiliki niat ngayah (dharmabhakti) kepada Ida Sang Hyang Widhi, tentunya dengan pertama kalinya mematrikan semangat tersebut di dalam hati kita.

Manava Seva Madhava Seva, pelayanan kepada manusia adalah pelayanan kepada Tuhan.