Rabu, 19 April 2017

Mengapa Perasaan Syukur Penting Untuk Hidup?

(Tulisan ini dikutip dari tulisan Bapak Adi W.Gunawan dalam web beliau di http://www.adiwgunawan.com/articles/mengapa-perasaan-syukur-penting-untuk-hidup)

Perasaan syukur adalah ciri universal insan mulia. Kehadirannya dirasakan dan diungkap dengan beragam cara oleh semua suku bangsa, semua budaya, di seluruh dunia. Dalam setiap ajaran agama dan tradisi spiritual, perasaan syukur sangat ditekankan dan dipentingkan untuk bisa dipraktikkan secara tulus dan penuh kesadaran. Perasaan syukur memiliki dua makna: makna duniawi dan spiritual. 

Dalam konteks duniawi, perasaan syukur adalah ungkapan terima kasih yang terjadi akibat dari pertukaran interpersonal, saat seseorang mengakui telah menerima suatu manfaat, baik berupa barang, bantuan, tindakan, saran, pemikiran, atau apapun itu, dari orang lain. 

Sedangkan dalam konteks spiritual, perasaan syukur adalah ungkapan terima kasih kepada otoritas tertinggi menurut iman seseorang atas semua hal yang ia terima, khususnya hadiah kehidupan. Perasaan syukur menjadikan dan memampukan individu rendah hati, kagum, terberkati karena ia memiliki peluang belajar, bertumbuh, berkembang, mencintai, berbagi, memberi kontribusi positif tidak hanya pada diri sendiri namun juga pada orang di sekitarnya, dan semua ini adalah bentuk ungkapan terima kasih dan cara mengisi serta menjalani hidup optimal. 

Untuk meraih sukses, komponen syukur sangatlah penting. Salah satu dari lima komponen BE dalam meraih sukses adalah perasaan syukur (Gunawan, 2009). Apapun yang kita cari atau ingin capai – ketenangan pikiran, kemakmuran, cinta, kesehatan, kedamaian, kebahagiaan –  semuanya telah tersedia atau disediakan untuk kita. Namun syarat untuk bisa menerimanya adalah dengan hati terbuka dan penuh rasa syukur (Breatnach, 1996). Hal senada diungkap oleh Richelieu (1996) yang menyatakan bahwa perasaan syukur adalah salah satu instrumen paling memberdayakan, menyembuhkan, dan dinamis dari kesadaran dan sangat penting dalam menunjukkan pengalaman hidup yang diinginkan seseorang.

Bila diibaratkan kunci, perasaan syukur adalah kunci master yang mampu membuka semua pintu, membuka semua kesempurnaan hidup, kunci kemakmuran, keberlimpahan, dan keterpenuhan (Emmons dan Hill, 2001; Hay, 1996).

Perasaan syukur menghubungkan individu dengan individu lain, merasakan kesatuan, bahwa mereka adalah satu karena berasal sumber yang sama, Sang Maha Pencipta. Dan manifestasi perasaan syukur adalah cinta tulus tanpa syarat yang tumbuh subur di dalam diri yang akhirnya meluap keluar dalam bentuk pemikiran, ucapan, dan tindakan nyata. 

Bukti Manfaat Perasaan Syukur

Kita tahu bahwa perasaan syukur adalah hal yang sangat baik. Namun, adakah bukti ilmiah tentang hal ini? 
Penelitian yang dilakukan oleh Emmons dan McCullogh (2003) tentang perasaan syukur, khususnya dengan meminta para subjek penelitian menuliskan hal-hal yang mereka syukuri selama seminggu, menunjukkan bahwa perasaan syukur berpengaruh positif pada suasana hati dan kondisi kesehatan. Para peserta ini lebih rajin berolahraga, mengalami penurunan gangguan fisik, merasa lebih positif terhadap hidup mereka secara keseluruhan, dan lebih optimis menyongsong minggu berikutnya dibandingkan dengan mereka yang mencatat pertengkaran, perbedaan pendapat, atau peristiwa hidup netral. 

Para remaja, dalam penelitian serupa, setiap hari diminta mencatat kejadian yang mereka syukuri. Dan hasil dari kegiatan ini adalah mereka merasa lebih positif dalam kewaspadaan, antusiasme, kebutalan tekad, perhatian, dan lebih berenergi dibanding remaja lain pada umumnya.

Saat orang merasa syukur, terima kasih, dan menghargai, mereka juga merasa lebih penuh kasih, mengampuni, sukacita, dan antusias. Manfaat perasaan syukur tidak hanya pada diri sendiri namun juga dirasakan dan dialami oleh keluarga, teman, rekan kerja dan orang di sekitar. Orang yang penuh perasaan syukur tampak lebih gembira, bahagia, dan lebih menyenangkan untuk didekati dan berada di sekitarnya. Orang lain menilai mereka yang penuh rasa syukur lebih membantu, lebih ramah, lebih optimis, dan lebih bisa dipercaya (McCullough dkk., 2002).

Manfaat perasaan syukur mendapat penguatan oleh penelitian lain yang meminta subjek penelitian menulis surat ungkapan terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mereka namun belum sempat atau tidak pernah disampaikan ucapan terima kasih. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan perasaan bahagia dan turunnya depresi pada para subjek penelitian (Seligman dkk., 2005).

Beberapa manfaat lain perasaan syukur: memaksimalkan rasa senang, memperkuat relasi, melindungi diri dari emosi dan pikiran negatif, menghindarkan diri dari stres, menyehatkan jantung, perasaan diri lebih berharga, lebih positif menjalani hidup, lebih baik dalam pengendalian diri.

Tentu terdapat perbedaan antara menumbuhkan perasaan syukur dalam jangka pendek dibandingkan dengan mampu mengalami perasaan syukur secara konsisten. Perasaan syukur bukan sekedar emosi sesaat, namun ia juga adalah kebajikan. Dibutuhkan upaya sadar untuk bisa menumbuhkembangkan perasaan syukur menjadi satu bentuk kebajikan yang lekat pada dan menjadi bagian diri.