(Tulisan ini dikutip dari tulisan Bapak Adi W.Gunawan dalam web beliau di http://www.adiwgunawan.com/articles/mengapa-perasaan-syukur-penting-untuk-hidup)
Perasaan syukur adalah ciri universal
insan mulia. Kehadirannya dirasakan dan diungkap dengan beragam cara
oleh semua suku bangsa, semua budaya, di seluruh dunia. Dalam setiap
ajaran agama dan tradisi spiritual, perasaan syukur sangat ditekankan
dan dipentingkan untuk bisa dipraktikkan secara tulus dan penuh
kesadaran. Perasaan syukur memiliki dua makna: makna duniawi dan
spiritual.
Dalam konteks duniawi, perasaan syukur adalah ungkapan terima kasih
yang terjadi akibat dari pertukaran interpersonal, saat seseorang
mengakui telah menerima suatu manfaat, baik berupa barang, bantuan,
tindakan, saran, pemikiran, atau apapun itu, dari orang lain.
Sedangkan dalam konteks spiritual, perasaan syukur adalah ungkapan
terima kasih kepada otoritas tertinggi menurut iman seseorang atas semua
hal yang ia terima, khususnya hadiah kehidupan. Perasaan syukur
menjadikan dan memampukan individu rendah hati, kagum, terberkati karena
ia memiliki peluang belajar, bertumbuh, berkembang, mencintai, berbagi,
memberi kontribusi positif tidak hanya pada diri sendiri namun juga
pada orang di sekitarnya, dan semua ini adalah bentuk ungkapan terima
kasih dan cara mengisi serta menjalani hidup optimal.
Untuk meraih sukses, komponen syukur sangatlah penting. Salah satu
dari lima komponen BE dalam meraih sukses adalah perasaan syukur
(Gunawan, 2009). Apapun yang kita cari atau ingin capai – ketenangan
pikiran, kemakmuran, cinta, kesehatan, kedamaian, kebahagiaan –
semuanya telah tersedia atau disediakan untuk kita. Namun syarat untuk
bisa menerimanya adalah dengan hati terbuka dan penuh rasa syukur
(Breatnach, 1996). Hal senada diungkap oleh Richelieu (1996) yang
menyatakan bahwa perasaan syukur adalah salah satu instrumen paling
memberdayakan, menyembuhkan, dan dinamis dari kesadaran dan sangat
penting dalam menunjukkan pengalaman hidup yang diinginkan seseorang.
Bila diibaratkan kunci, perasaan syukur adalah kunci master yang
mampu membuka semua pintu, membuka semua kesempurnaan hidup, kunci
kemakmuran, keberlimpahan, dan keterpenuhan (Emmons dan Hill, 2001; Hay,
1996).
Perasaan syukur menghubungkan individu dengan individu lain,
merasakan kesatuan, bahwa mereka adalah satu karena berasal sumber yang
sama, Sang Maha Pencipta. Dan manifestasi perasaan syukur adalah cinta
tulus tanpa syarat yang tumbuh subur di dalam diri yang akhirnya meluap
keluar dalam bentuk pemikiran, ucapan, dan tindakan nyata.
Bukti Manfaat Perasaan Syukur
Kita tahu bahwa perasaan syukur adalah hal yang sangat baik. Namun, adakah bukti ilmiah tentang hal ini?
Penelitian yang dilakukan oleh Emmons dan McCullogh (2003) tentang
perasaan syukur, khususnya dengan meminta para subjek penelitian
menuliskan hal-hal yang mereka syukuri selama seminggu, menunjukkan
bahwa perasaan syukur berpengaruh positif pada suasana hati dan kondisi
kesehatan. Para peserta ini lebih rajin berolahraga, mengalami penurunan
gangguan fisik, merasa lebih positif terhadap hidup mereka secara
keseluruhan, dan lebih optimis menyongsong minggu berikutnya
dibandingkan dengan mereka yang mencatat pertengkaran, perbedaan
pendapat, atau peristiwa hidup netral.
Para remaja, dalam penelitian serupa, setiap hari diminta mencatat
kejadian yang mereka syukuri. Dan hasil dari kegiatan ini adalah mereka
merasa lebih positif dalam kewaspadaan, antusiasme, kebutalan tekad,
perhatian, dan lebih berenergi dibanding remaja lain pada umumnya.
Saat orang merasa syukur, terima kasih, dan menghargai, mereka juga
merasa lebih penuh kasih, mengampuni, sukacita, dan antusias. Manfaat
perasaan syukur tidak hanya pada diri sendiri namun juga dirasakan dan
dialami oleh keluarga, teman, rekan kerja dan orang di sekitar. Orang
yang penuh perasaan syukur tampak lebih gembira, bahagia, dan lebih
menyenangkan untuk didekati dan berada di sekitarnya. Orang lain menilai
mereka yang penuh rasa syukur lebih membantu, lebih ramah, lebih
optimis, dan lebih bisa dipercaya (McCullough dkk., 2002).
Manfaat perasaan syukur mendapat penguatan oleh penelitian lain yang
meminta subjek penelitian menulis surat ungkapan terima kasih kepada
seseorang yang telah membantu mereka namun belum sempat atau tidak
pernah disampaikan ucapan terima kasih. Hasil penelitian ini menunjukkan
peningkatan perasaan bahagia dan turunnya depresi pada para subjek
penelitian (Seligman dkk., 2005).
Beberapa manfaat lain perasaan syukur: memaksimalkan rasa senang,
memperkuat relasi, melindungi diri dari emosi dan pikiran negatif,
menghindarkan diri dari stres, menyehatkan jantung, perasaan diri lebih
berharga, lebih positif menjalani hidup, lebih baik dalam pengendalian
diri.
Tentu terdapat perbedaan antara menumbuhkan perasaan syukur dalam
jangka pendek dibandingkan dengan mampu mengalami perasaan syukur secara
konsisten. Perasaan syukur bukan sekedar emosi sesaat, namun ia juga
adalah kebajikan. Dibutuhkan upaya sadar untuk bisa menumbuhkembangkan
perasaan syukur menjadi satu bentuk kebajikan yang lekat pada dan
menjadi bagian diri.