Selasa, 21 Juni 2011

KEHENINGAN CINTA

Ketika kita memberi,
ketika kita mencintai,
ketika kita melayani,
dengan semangat yang tulus,
Benar....
Kita sungguh bahagia,
bahkan kebahagiaan yang kita dapat,
jauh lebih besar dengan nilai pemberian kita..
bahkan kita sendiri dibuat bingung
siapa sesungguhnya memberi siapa menerima
bahagia bahagia bahagia
Itulah nektar kenikmatan sejati dari memberi...
madu mencintai dan melayani.

Namun ujian sesungguhnya,
adalah...
ketika,
kemudian dipertanyakan kembali besar cinta kita,
"Apakah engkau mencintai aku?"
"Apa yang telah kau beri untuk kebahagiaanku?"
"Apakah engkau berniat membahagiakanku?"

Ego kita mungkin menyambut dan mulai berkumpul,
menggerutu...mengisi kepala..
"Apakah dirimu tidak merasakannya, Kasih?"
Mungkin kita akan begitu kecewa... 
Betapa cinta kita seolah tak dirasa,
Namun 
Tetaplah senyum menghadapi riak ini,
ini hanyalah sesederhana harap manusiawi,
tinggalkan penghakiman...
senyumlah... senyumlah... senyumlah...
Dengan senyum kita telah menjadi tuan terhadap kekecewaan ini,
tak mengapa jika cinta dipertanyakan,
teruslah menjawab... cinta.
Mungkin ia masih membutuhkan jawaban itu..
Mungkin ia ingin diyakinkan
Tetaplah mencinta
Tetaplah melayani dengan cinta
Tetaplah mendengar dengan cinta
Tetaplah mencintai seolah-olah tidak ada yang menilai cinta kita,
Walau cinta kita belum menyentuhnya..
Tak sesempurna harapannya...
Tak mampu membuatnya bahagia
Tersenyumlah,
Bersyukurlah,
Bahwa cinta kita melebihi besar ego kita,
ego untuk dihargai
ego untuk dicintai
ego untuk harap balasan
ego yang penuh perbandingan

Untuk sahabat yang mencinta,
untuk sahabat yang selalu dipertanyakan cintanya,
selamat ujian ketulusan,
selalulah mencintai
Bebaslah dalam cinta...
Tak melekat...
Tak menuntut...
Inilah keheningan cinta.
Jika ia bertanya lagi,
Kita tersenyum bebas,
"Ya, aku mencintaimu...".

#21 Juni 2011. Untuk diri sendiri yang masih amatir dalam cinta., yang belajar hening dalam cinta. 
Kehidupan tak lepas dari suatu hubungan. Menyimpulkan penjelasan seorang Guru penuh cinta-tauladan kesadaran saya, "hubungan cinta" (entah ke teman, istri, orang tua, guru, murid) jenis yang menderita adalah karena selalu berharap mendapat, mendapat dan mendapat dari pasangan, hati-hati, inilah "hubungan" penuh penderitaan. Kedua, hubungan yang berbahagia karena saling memberi dan menerima, saat pasangan marah, kita memaafkan, saat kita sedih, pasangan memghibur, bergantian antara memberi dan menerima. Dan yang ketiga, "hubungan cinta" yang penuh keheningan, karena diisi dengan keikhlasan untuk memberi, memberi dan memberi karena di dalam pemberian itulah tersembunyi rahasia keheningan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar